Home » » Penolakan pembangunan pabrik baja

Penolakan pembangunan pabrik baja

Written By Momon on Minggu, 21 Juli 2013 | 09.36

Penolakan pembangunan pabrik baja PT Sentra Manunggal Baja di Desa Wates Umpak , Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto dieksepresikan warga desa setempat dengan melakukan demo dan aksi teaterikal, Jum’at (19/07/2013). Kekhawatiran rusaknya lingkungan hidup dan situs kerajaan Majapahit menjadi isu sentral demo yang digelar ratusan warga dua desa sekitar, desa Jati Pasar dan Wates Umpak.
Mereka menghendaki penghentian pembangunan pabrik pengecoran baja berat itu sekaligus meminta Bupati Mustofa Kamal Pasha mencabut ijin prinsip.
Dalam aksinya, mereka melakukan longmarch sepanjang jalan raya Surabaya - Madiundi Jalan Raya di wilayah Trowulan Mojokerto. Mereka berdatangan menuju pembangunan pabrik pengecoran baja milik PT Sentral Manunggal Baja di Desa Watesumpak.
Sembari berorasi menuntut penghentian pembangunan pabrik, aksi teaterikal menggambarkan kepatuhan rakyat pada kerajaan. Kehidupan yang tenang tiba-tiba berbalik, mereka resah lantaran kedatangan sundoro Sasongko warga Surabaya, pemilik PT Sentral Manunggal Baja, Sundoro Sasongko, warga Surabaya. Digambarkan, Patih Gajah Mada berkendaraan kereta kencana dan prajurit Majapahit ke lokasi menggagalkan pembangunan pabrik
Koordinator aksi, Eko Prasetyo mengatakan, aksi warga dua desa yang terdampak pembangunan pabrik secara tegas menyatakan menolak pembangunan pabrik. “Tak ada dalih yang bisa dibenarkan. Apalagi, ancaman menggerus situs kerajaan terbesar di Nusantara ini pun tak terelakkan. Belum lagi polusi dan dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan. Maka, penghentian pabrik bagi warga adalah mutlak. Pemilik jangan berlindung dibalik legalitas yang dikantongi,” tekannya.
Pemerintah daerah setempat, kata Eko, harus secepatnya menangkap aspirasi warga. “Kami akan surat ke Bupati Mojokerto. Tapi kalau tetap tak ada respon, kami akan ke pusat,” ancam Eko. xx

0 komentar:

Posting Komentar