Penolakan pembangunan pabrik baja PT Sentra Manunggal Baja
di Desa Wates Umpak , Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto dieksepresikan
warga desa setempat dengan melakukan demo dan aksi teaterikal, Jum’at
(19/07/2013). Kekhawatiran rusaknya lingkungan hidup dan situs kerajaan
Majapahit menjadi isu sentral demo yang digelar ratusan warga dua desa sekitar,
desa Jati Pasar dan Wates Umpak.
Mereka menghendaki penghentian pembangunan pabrik pengecoran
baja berat itu sekaligus meminta Bupati Mustofa Kamal Pasha mencabut ijin
prinsip.
Dalam aksinya, mereka melakukan longmarch sepanjang jalan
raya Surabaya - Madiundi Jalan Raya di wilayah Trowulan Mojokerto. Mereka
berdatangan menuju pembangunan pabrik pengecoran baja milik PT Sentral
Manunggal Baja di Desa Watesumpak.
Sembari berorasi menuntut penghentian pembangunan pabrik,
aksi teaterikal menggambarkan kepatuhan rakyat pada kerajaan. Kehidupan yang
tenang tiba-tiba berbalik, mereka resah lantaran kedatangan sundoro Sasongko warga
Surabaya, pemilik PT Sentral Manunggal Baja, Sundoro Sasongko, warga Surabaya.
Digambarkan, Patih Gajah Mada berkendaraan kereta kencana dan prajurit
Majapahit ke lokasi menggagalkan pembangunan pabrik
Koordinator aksi, Eko Prasetyo mengatakan, aksi warga dua
desa yang terdampak pembangunan pabrik secara tegas menyatakan menolak
pembangunan pabrik. “Tak ada dalih yang bisa dibenarkan. Apalagi, ancaman
menggerus situs kerajaan terbesar di Nusantara ini pun tak terelakkan. Belum
lagi polusi dan dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan. Maka, penghentian
pabrik bagi warga adalah mutlak. Pemilik jangan berlindung dibalik legalitas
yang dikantongi,” tekannya.
Pemerintah daerah setempat, kata Eko, harus
secepatnya menangkap aspirasi warga. “Kami akan surat ke Bupati Mojokerto. Tapi
kalau tetap tak ada respon, kami akan ke pusat,” ancam Eko. xx
0 komentar:
Posting Komentar